Kenangan

Kenangan
Air Terjun Loksado

Senin, 07 Maret 2011

Komputer, Internet dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat

Era modern membawa kita hidup dengan segala kemudahan. Komputerisasi dan Digitalisasi saat ini menjadi poin penting dan bertanggung jawab atas segala kemudahan yang kita rasakan. Ketika berada di kantor kita tidak perlu lagi membuat data secara manual, karena di depan kita sudah tersaji Personal Computer (PC), dimana mayoritas data pekerjaan kita ada disana. Kita juga seringkali gusar ketika komputer kita tidak bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan, kemungkinan terkena virus atau juga kerusakan pada software maupun hardwarenya. Hal tersebut sangat menghambat pekerjaan. Lalu apa arti komputer sebenarnya? Mengapa saat ini kita merasa sangat tergantung dengan benda ini?

Berdasarkan sejarahnya Chris Roberts[1] mengatakan bahwa komputer digunakan untuk menyelesaikan perhitungan matematika. Oleh karena itu pada awal kemunculannya kalkulator disebut sebagai komputer. Menurut Hamacher, komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi[2]. Komputer pun berkembang dari hanya berupa alat permbuat kode rahasia bernama ENIGMA, yang hanya bisa mengerjakan satu tugas saja. Lalu pada tahun 1975 muncul MITS Altair 8800 yang merupakan komputer mikro pertama yang dijual umum. Komputer ini sudah terpasang bahasa pemrograman BASIC. Tahun 1976 lahirlah Cray I yang disebut sebagai supercomputer, karena merupakan komputer yang paling canggih.

Istilah Personal Computer (PC) muncul pada tahun 1977 sejak Apple memproduksi Apple II Commodore PET. Lalu pada tahun 1982 Compac memperkenalkan komputer portabel, mobile computer pertama merupakan cikal bakal notebook yang sekarang menjadi populer. Tahun 1984 Apple memproduksi komputer Macintosh, dengan menggunakan tampilan grafik (Grpahical User Interface (GUI)). Lalu era teknologi membawa komputer berkembang sangat pesat hingga kini. Personal Computer menjadi sangat canggih, memanjakan penggunanya dengan pertambahan fitur-fitur software dan hardware yang terus mengalami inovasi ke arah kemajuan dan semakin memudahkan.

Selain notebook, kini ada netbook, perangkat komputer nirkabel yang lebih kecil dari notebook, sehingga memudahkan penggunanya untuk bekerja secara lebih mobile dan juga bisa mengakses internet. Ada lagi komputer dalam genggaman seperti PDA (Personal Digital Assistant), yang merupakan alat elektronik nirkabel menyerupai handphone yang banyak digunakan sebagai alat pengorganisir kegiatan pribadi. Lalu muncul Blackberry pada tahun 1997 yang diperkenalkan oleh perusahaan kanada Research In Motion (RIM). Sedangkan di Indonesia sendiri Blackberry baru diperkenalkan pada tahun 2004 melalui operator Indosat dan Starhub. Karena fitur-fiturnya yang lengkap, mulai tahun 2008 hingga kini Blackberry menjadi sangat populer dikalangan remaja dan eksekutif muda bahkan mencakup ke segala usia.

Internet dan Pengaruhnya

Tiga situs yang paling diakses anak-anak dan remaja berusia 18 tahun ke bawah di Internet adalah Youtube, Google, dan Facebook. Parahnya kata kunci yang sering sekali dicari adalah “porn” dan “seks”. Itulah temuan yang didapat oleh perusahaan penyedia solusi keamanan Norton sepanjang tahun 2009[3].

Kasus hilangnya Marietta Nova Triani atau Nova, Gadis berusia 14 tahun asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu ditemukan di Tangerang, Banten, beberapa waktu dibawa kabur seorang lelaki yang dikenalnya melalui Facebook. Kasus Nova bukan satu-satunya kasus penculikan anak melalui status jejaring sosial terpopuler di Indonesia itu. Nasib yang sama juga menimpa Stefani Abelina Tiur Napitupulu (14) asal Surabaya serta Sylvia Russarina (23) yang berdomisili di Semarang. Yang mengerikan ialah hilangnya anak-anak gadis itu diiringi dugaan telah terjadi pelecehan seksual atau tindak pencabulan[4]

Penipuan yang terjadi lewat internet sangat gencar diperbicarakan oleh banyak pihak, terutama menyoroti banyaknya korban yang tertipu oleh para penipu di internet. Biasanya para penipu tersebut disebut dengan hacker yang mana tujuannya untuk menipu, merusak, dan mencuri dokumen-dokumen penting personal maupun perusahaan lewat internet[5]. Biasanya pelaku mengirimkan melalui email dengan alasan telah memenangkan hadiah terhadap suatu produk barang tertentu. Namun yang terjadi adalah pelaku mencuri data dan melakukan tindakan kriminal lain.

Kecanduan merupakan dampak yang juga membahayakan dari internet. Seorang gamer online misalnya, tidak akan terasa berada di depan komputer memainkan game yang ia sukai sampai satu hari penuh tanpa berhenti sekalipun. Ia merasa ada yang kurang bila sejam saja tidak dihabiskan waktunya untuk memainkan game kesayangannya. Ada imajinasi yang membuatnya terus memikirkan dunia yang ia tafsirkan sendiri tersebut. Permainan Gun Bound atau Ragnarok Online misalnya, yang popular di Indonesia pada tahun 2003an. Membuat penggemarnya terus mencari cara untuk membentuk dan mengupgrade avatar yang dipunyainya. Hingga beberapa teman pada waktu itu membeli kelengkapan avatar pada permainan gunbound dengan uang diatas satu juta rupiah, bahkan ada yang menukarkan motornya hanya untuk sebuah kenaikan level dalam permainan[6].

Empat kasus tersebut membuat kita berpikir apakah sedemikian burukkah dampak internet terhadap penggunanya. Mengapa harus ada internet? Perubahan apa saja yang sudah diperbuat oleh internet hingga masyarakat kini seakan berhati-hati terhadapnya?

Internet menurut Dominick (2009 : 277) adalah sebuah jaringan dari jaringan-jaringan komputer. Berarti bahwa adanya sebuah sistem yang menggabungkan satu komputer dengan satu komputer server yang memungkinkan terjadinya komunikasi dan pertemuan di seluruh dunia melalui jaringan ini. Sebelum internet muncul ada sebuah sistem yang dikenal dengan nama Arpanet, merupakan sebuah jaringan yang dibuat untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lainnya dan menggunakan internet protocol packet. Sistem ini digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk mengontrol serangan nuklir pada tahun 1970.

Ada tiga masa perkembangan internet, pertama lahirnya World Wide Web (WWW) pada tahun 1990. Program ini memungkinkan adanya sebuah halaman yang terdiri dari hypertext, yaitu sebuah gabungan dari teks, grafik dan komponen navigational tools dalam sebuah dokumen elektronik yang termuat di halaman web. Perkembangan kedua adalah diciptakannya browser yang dinamakan Mosaic pada tahun 1993, sesuatu yang memudahkan kita untuk berselancar di web. Setelah itu pada tahun 1994 pengembang dari mosaic kemudian membentuk perusahaan komersial yang bernama Netscape. Lalu Microsoft ikut bersaing dengan memproduksi Internet Explorer. Setelah itu muncul juga Mozilla Corporation yang mengeluarkan Mozilla Firefox yang kini sudah sampai versi Mozilla Firefox 3.1.9.3. Perkembangan yang ketiga adalah search engine, sebuah utilitas yang bisa membaca dan mencari data dan informasi yang dibutuhkan berdasarkan kriteria dari pengguna internet. Search engine yang kita kenal saat ini adalah google dan yahoo!.

Menurut Dominick ada lima hal yang biasanya dilakukan orang dengan menggunakan internet, yaitu, berkirim email, mencari berita terbaru, membeli sesuatu, membayar tagihan, dan mengirim pesan. Lalu 40 persen orang online biasanya sambil menonton televisi, dan 23 persen mendengarkan radio. Lalu perkembangan Web 2.0 memungkinkan seseorang untuk blogging, bertukar video, sosial networking, bermain permainan online, dan banyak kegiatan lain yang mungkin akan berkembang. Seperti saat ini di Indonesia sedang maraknya berkomunikasi melalui Facebook, mengupdate status melalui twitter dan juga chatting melalui yahoo messengger.

Empat kasus yang telah dikemukakan pada awal pembahasan mengenai internet di atas merupakan dampak buruk dari sebuah penggunaan internet di Indonesia. Kemudahan dari hasil perkembangan teknologi salah satunya adalah menyebabkan situs-situs di internet begitu mudah diakses tanpa batas. Kita hanya dengan mengetik sesuatu pada search engine lalu muncul banyak tafsiran yang bisa kita pilih bahkan tanpa kontrol. Inilah celah kosong yang bisa menjadi bumerang bagi pertemuan teknologi khususnya internet dengan masyarakat. Joseph R. Dominick mengemukakan lima implikasi sosial dari internet,

Pertama, munculnya model baru berita. Media konvensional seperti televisi, majalah, koran dll menyajikan berita dengan menggunakan pola berpikir jurnalistik tradisional, dimana keputusan atas berita yang layak terbit atau tidak, ada di tangan editor maupun produser. Namun itu tidak berlaku pada berita di New Media seperti Internet, yang menyajikan berita apa adanya secara sangat subjektif tanpa adanya sentuhan dari tangan kedua. Sehingga berita dalam New Media bisa menjadi check and balance dari berita di media konvensional. Berita di internet juga merupakan hasil interpretasi dari subjek pembuat berita yang seringkali memasukkan unsur subjektifitas seperti opini dalam sebuah topik berita, yang terkadang kebenarannya masih perlu dibuktikan lebih lanjut.

Kedua, tidak adanya gate keepers yang menyaring informasi. Coba bayangkan bila media-media konvensional tidak ada seseorang atau institusi yang bertanggungjawab terhadap arus informasi yang keluar. Bahwa pasti arus informasi akan menjadi liar dan tidak bertanggungjawab. Itulah yang terjadi di dalam internet. Informasi sangat banyak bahkan terlalu banyak hingga setiap informasi menjadi sangat bebas dan tidak jelas maksut dan siapa pengirimnya. Lalu kemudian ketidakadaan gatekeepers berarti tidak ada sensor. Contohnya pada situs www.kaskus.us pada forum klub debat, dimana setiap orang bebas menyuarakan opininya yang seringkali menyerang bahkan menyudutkan ras dan agama tertentu. Kalau sudah seperti ini informasi yang ada bahkan bisa saja menyesatkan karena tidak adanya kontrol.

Ketiga, terlalu penuhnnya informasi. Dominick menganalogikan internet sebagai sebuah kota besar, dimana kita dapat berkomunikasi dengan banyak orang tanpa tatap muka secara langsung dan bertukar informasi tanpa batas. Terlalu banyaknya informasi di internet kadang membuat kita harus membatasi pencarian kita di search engine dengan mode safe search, agar pencarian kita tidak melebar bahkan tidak menyerempet ke arah porno. Ini merupakan celah besar yang dapat dimanfaatkan oleh anak-anak dalam mengakses pornografi di internet. Sebuah dampak dari penuhnya informasi tanpa batas yang dapat dimanfaatkan secara negatif oleh pengguna internet.

Keempat, perhatian terhadap masalah pribadi. Internet mebuat orang terbuka terhadap masalah pribadinya. Nomor telpon, tanggal lahir, umur, alamat rumah, bahkan status perkawinan seseorang dengan sangat mudah berada di internet. Dahulu ketika internet masih belum ada ataupun populer di Indonesia, kita merasa sangat enggan sharing mengenai umur dan alamat rumah ke orang baru. Namun internet membuat kita menggeser budaya itu sedikit demi sedikit hingga tidak ada lagi yang dinamakan tabu. Saat ini banyak tersebarnya foto-foto pribadi hubungan intim seseorang dengan pasangannya dapat dengan mudah didapatkan di situs-situs seperti facebook lalu dishare secara bebas melalui www.krucil.com, dimana semua orang dapat melihat itu tanpa batasan. Sehingga kasus-kasus seperti penculikan melalui facebook dan juga penipuan-penipuan lainnya merupakan dampak dari minimnya perhatian terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.

Kelima, Penghindaran dan isolasi. Internet membuat orang rela berjam-jam berselancar untuk berkirim email, online chating, bermain game, belanja online, dan juga cybersex. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menyebabkan seseorang menjadi kecanduan internet, dimana internet disamakan dengan kcenaduan drugs dan alkohol. Setelah kecanduan, seseorang biasanya akan merasa ada yang kurang bila tidak online dan melakukan hal yang biasa dilakukan. Saat ini bila kita perhatikan di sekeliling kita, bila melihat seseorang sendiri, mereka biasanya membuka handphone mereka atau Blackberry yang sedang booming disini untuk sekedar menyapa temannya lewat Yahoo Messenger ataupun update status via facebook atau twitter, mereka terkadang tersenyum sendiri menatap layar benda dalam genggamannya. Yang sangat berbahaya dari fenomena ini adalah bila kegiatan tersebut mengganggu waktu bekerja. Bahkan untuk menyikapi hal ini beberapa kantor menonaktifkan situs facebook dan twitter pada jaringan kantor mereka. Namun karena kecanduan, para pekerja sudah siap membawa Blackberry mereka dan bisa tetap online waktu bekerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar